Karya Tari : BHRANTACITTA

Authors

  • Ida Bagus Yodhie Harischandra Institut seni indonesia bali, Program studi seni program magister
  • Ida Ayu Trisnawati Institut seni indonesia bali, Program studi seni program magister
  • I Kt. Suteja Institut seni indonesia bali, Program studi seni program magister

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.31044

Keywords:

Grahasta Asrama, Makalan-kalaan, Urip Manga, Bhrantacitta

Abstract

Karya tari Bhrantacitta berangkat dari refleksi mendalam terhadap fase Grahasta Asrama dalam tradisi Hindu Bali, khususnya pengalaman seorang wanita yang berada di ambang perubahan status kehidupan. Inspirasi penciptaan muncul dari dua dimensi utama: (1) faktor internal, berupa gejolak rasa yang dialami wanita menjelang pernikahan; (2) faktor eksternal, berupa prosesi sakral Mekala-kalaan sebagai bagian dari prosesi pernikahan adat Bali. Karya ini hadir karena kebutuhan untuk mengungkap ulang makna spiritual dan kultural dari pernikahan yang berangkat dari urgensi untuk menghadirkan kembali kesadaran kolektif tentang nilai spiritual dan transformatif dari pernikahan adat Bali. Proses penciptaan karya ini menggunakan metode Urip Manga, yang terdiri dari lima tahapan: ngawit, ngekeb, madewasa ayu, mejauman, dan ngungkab lawang. Metode ini dikembangkan melalui pendekatan site specific berbasis realitas virtual. Konsep ini menghadirkan perpaduan antara ruang, tubuh, dan ilusi peristiwa, di mana unsur-unsur pertunjukan menggambarkan pengalaman-pengalaman spiritual yang berakar pada realitas budaya. Koreografi menempati dan berinteraksi dengan ruang, menciptakan dimensi visual yang merepresentasikan makna dari tiap tahapan ritual pernikahan. Hasil penciptaan karya ini menunjukkan proses kreativitas yang berkembang dari eksplorasi rasa dan pengalaman budaya, pembentukan wujud dan struktur tari yang berakar dari simbolisme ritual, serta penyampaian pesan bahwa pernikahan bukan semata perayaan sosial, tetapi sebuah laku hidup yang menuntut pemahaman, penghormatan, dan kesiapan batin. Melalui Bhrantacitta, karya ini menjadi pengingat bahwasannya pernikahan merupakan fase paling suci dalam kehidupan, yang menyatukan dua insan sekaligus menuntun mereka menapaki jalan spiritual melalui rangkaian prosesi penuh makna, seperti tahapan Mekala-kalaan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anom, I. B. (2018). Perkawinan Menurut Agama Hindu. Bali: CV Kayumas Agung.

Arnati, N. W. (2012). Petunjuk Bahasa Percakapan Pawiwahan Adat di Bali. Denpasar: Dharma Pura.

Artayasa, I. N. (2004). Petunjuk Teknis Perkawinan Hindu. Surabaya: Paramita.

Arthayasa, I. N. (1998). Petunjuk Teknis Perkawinan Hindu. Surabaya: Paramita.

Bustomi, T. (1990). Seni sebagai Proses Kreatif. Jakarta: Balai Pustaka.

Gie, T. L. (1997). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.

Harymawan. (1998). Tata Rias: Seni Menggunakan Bahan-Bahan Kosmetik untuk Mewujudkan Wajah Peranan. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

Hawkins, A. M. (2003). Tari Sebagai Sebuah Seni Komunikatif Menggunakan Gerak Sebagai Materinya (Y. S. Hadi, Terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jazuli, M. (2016). Paradigma Pendidikan Seni (Edisi ke-2). Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Komaruddin. (2001). Ensiklopedia Manajemen (Edisi ke-11). Jakarta: Bumi Aksara.

Mambal, I. B. G. (2001). Lontar Wiswa Karma dan Eka Pratama.

Martono, H. (2012). Koreografi Lingkungan Memperkaya Metode Penciptaan Tari di Indonesia. Mudra Jurnal Seni Budaya, 27(2), 111–118.

Martono, H. (2012). Koreografi Lingkungan: Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara. Yogyakarta: Cipta Media.

Murgiyanto, S. (1992). Koreografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mustika, I. W. (2010). Dharma, Artha, Kama, Moksha: Tuntunan Hidup Bahagia. Denpasar: Paramita.

Mustika, I. W. (2010). Grhastha Asrama: Jalan Cinta Berjumpa Tuhan. Surabaya: Paramita.

Oka, I. B. (2006). Panca Yadnya: Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, Resi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya. Denpasar: PHDI Provinsi Bali.

Palmer, R. E. (2003). Hermeneutika dan Takwil. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Semedi, B. (2011). Sinematografi–Videografi: Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Soedarso, S. P. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sudarsana, I. B. P. (2008). Ajaran Agama Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma Acarya.

Surayin, I. A. P. (1992). Melangkah ke Arah Persiapan Upakara-Upacara Yadnya. Denpasar: Upada Sastra.

Suteja, I. K. (2018). Catur Asrama: Pendakian Spiritual Masyarakat Bali dalam Sebuah Karya Tari. Denpasar: ISI Denpasar.

Swastika, I. K. P. (2010). Grhastha Asrama: Menuju Keluarga Satyam, Sivam, Sundaram. Surabaya: Paramita.

Swastika, I. K. P. (2014). Grhastha Asrama: Jalan Cinta Menuju Tuhan. Surabaya: Paramita.

Swastika, I. K. P. (2018). Grhastha Asrama: Menuju Keluarga Satyam, Sivam, Sundaram. Surabaya: Paramita.

Tedjoworo, H. (2001). Imaji dan Imajinasi: Suatu Telaah Filsafat Postmodern. Yogyakarta: Kanisius.

Downloads

Published

2025-08-10

Most read articles by the same author(s)