PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SOSIAL PADA SISWA KELAS V SDN 1 SINGKAWANG TENGAH

Authors

  • Adirah PGSD ISBI Singkawang
  • Wasis Suprapto PGSD ISBI Singkawang
  • Mertika PGSD ISBI Singkawang

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33907

Keywords:

Cultivation of multicultural values, Social tolerance, SDN 1 Singkawang

Abstract

Instilling multicultural values is one of the methods used for cross-cultural learning by forming mindsets, attitudes, actions and habits so that Indonesian national awareness emerges. The research aims to find out: (1) the cultivation of multicultural values in developing social tolerance attitudes (2) factors that influence the cultivation of multicultural values in developing social tolerance attitudes. This research is a qualitative research, with observation, interview and documentation methods. The results of the study show that (1) the cultivation of multicultural values carried out by schools to develop social tolerance attitudes by applying them through learning in the classroom and outside the classroom as well as supervision during the school environment. The inculcation of multicultural values in the classroom can be done through the subject of Pancasila Education, it can also be through the arrangement of student seating in the classroom. While outside the classroom, it can be by holding extracurriculars, especially for scouts. As for supervision in the school environment, security guards play a role in guarding students, as well as teachers while at school; (2) There are 2 factors that affect the cultivation of structural values in developing social tolerance attitudes, namely, supporting factors and inhibiting factors. Supporting factors include school climate, extracurriculars, the role of teachers, facilities and infrastructure. Meanwhile, the inhibiting factors are ethnocentrism, stereotypes, bad prejudice, racism, discrimination and scapegoating.

Downloads

Download data is not yet available.

References

seseorang. Para peneliti

menemukan bahwa siswa

berasumsi bahwa masing-

masing suku siswa adalah suku

terbaik mereka, ada juga sikap

tertutup siswa yang tidak ingin

bergaul dengan teman dari

etnis yang berbeda. Sehingga

siswa sangat diawasi oleh guru

karena takut menjadi

provokator siswa satu per satu.

4) Rasisme

Rasisme adalah sikap yang

dimanifestasikan oleh ras anti-

lain atau ras tertentu di luar ras

atau kelompok mereka sendiri.

Sikap rasis dapat memecah

belah persaudaraan yang ada,

terutama di kelas. Sikap rasis

ini muncul di salah satu kelas V

dengan membentuk lingkaran

(lingkaran pertemanan).

Lingkaran dapat memicu

perpecahan antar siswa.

Kelompok yang merasa

dikucilkan dari lingkaran

pertemanan mungkin merasa

dikucilkan dan tidak nyaman di

kelas. Guru perlu menciptakan

suasana kelas yang terbuka,

sehingga siswa merasa

nyaman berbagi masalah atau

perasaan mereka.

5) Diskriminasi

Kurangnya kesadaran diri

siswa tentang pentingnya

membangun kerukunan antar

teman sebaya tanpa

diskriminasi berdasarkan etnis

atau latar belakang sosial dapat

memicu konflik. Berdasarkan

hasil observasi dari tanggal 26

Agustus hingga 02 Oktober

2024, mahasiswa perlu belajar

tentang pentingnya harmoni

dan inklusi, serta bagaimana

menghargai perbedaan. Guru

dan orang tua dapat membantu

siswa mengembangkan

kesadaran diri dan

keterampilan sosial yang

diperlukan untuk membangun

hubungan positif dengan teman

sebaya mereka. Siswa masih

belum dapat memahami

perbedaan yang ada di sekitar

mereka. Begitu sering mereka

mengolok-olok nama orang tua

mereka yang pada akhirnya

akan mengacu pada

perbedaan etnis dan bahkan

agama

6) Mengkambing hitam

Kambing hitam adalah

tindakan menyalahkan

seseorang atau kelompok atas

masalah yang sebenarnya

bukan kesalahan mereka.

Kambing hitam dapat terjadi

karena menyalahkan orang lain

atas masalah yang dihadapi,

terutama jika mereka berbeda

atau lemah. Sikap ini perlu

ditekan karena dapat merusak

mental siswa yang lemah. Guru

waspada saat ini, terutama

dalam pembelajaran di kelas,

karena sikap ini akan

menimbulkan masalah atau

konflik baru. Tidak hanya itu,

guru perlu memberikan

pembelajaran yang membahas

toleransi terhadap

keberagaman di sekitarnya,

terutama di lingkungan

sekolah.

Downloads

Published

2025-09-29