“PERBANDINGAN FORMASI TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDN 52 PANGKALPINANG
DOI:
https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33943Keywords:
Seating Arrangement, Learning Outcomes, Indonesian Language.Abstract
Classroom environment management, particularly the design of seating arrangements, is an essential element in fostering student participation dynamics and optimizing academic achievement, especially in the context of Indonesian language subjects that demand intensive interaction. This study systematically compares the influence of U-shaped seating formations with traditional models on the learning abilities of fifth-grade students at SDN 52 Pangkalpinang. The research employed a quantitative approach, implemented through a pre-experimental one- group posttest-only design, with participants consisting of all 28 students of class V A using a total sampling technique. Data collection instruments included pretests and posttests, facilitated by cognitive tests and subjective questionnaires to capture perceptual dimensions. The data analysis stage covered normality testing, examination of supporting conditions, and hypothesis validation using the Paired- Sample T test to ensure interpretive accuracy. Empirically, differences in learning scores were found to be significant, with the U-shaped formation producing higher average scores than the traditional model, as confirmed by a significance level of 0.000 (p < 0.05) and a t-value of 4.900 exceeding the t-table value of 2.052— indicating a reliable improvement. In contrast, questionnaire data regarding student perceptions revealed no meaningful disparity, based on a significance value of 0.374 (p > 0.05) and a t-value of 0.904 below the t-table value of 2.052, indicating consistency in students’ views across seating arrangements. Therefore, with Ha accepted and Ho rejected, this study concludes that the comparison between U- shaped and traditional seating formations has a substantial impact on Indonesian language learning achievement in fifth grade at SDN 52 Pangkalpinang, opening opportunities for more inclusive pedagogical innovations in primary educationDownloads
References
antarsiswa, sehingga mendukung
terciptanya pembelajaran yang lebih
komunikatif. Dengan kondisi tersebut,
formasi U terbukti lebih tepat untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya teks eksposisi yang
membutuhkan argumentasi logis dan
komunikasi aktif.
Di samping keunggulannya,
implementasi formasi U menghadapi
sejumlah keterbatasan, antara lain
kebutuhan akan ruang yang lebih luas
dan durasi penataan yang lebih lama.
Dalam kondisi kepadatan kelas yang
tinggi, efektivitas formasi ini
berpotensi menurun akibat distribusi
jarak pandang siswa ke papan tulis
yang tidak merata. Kendati terdapat
kelemahan operasional tersebut,
temuan penelitian ini secara tegas
membuktikan keunggulan formasi U
atas formasi konvensional dalam hal
peningkatan motivasi, tingkat
partisipasi, dan capaian hasil belajar
siswa. Temuan ini menguatkan
pandangan Suryadin & Haiyudi (2023:
4) yang menekankan pentingnya
inovasi dalam strategi pembelajaran
dan evaluasi pendidikan untuk
menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan interaktif. Dengan
demikian, hasil penelitian ini tidak
hanya mendukung temuan Nwokedi
(2023: 192), tetapi juga memperluas
pemahaman bahwa bentuk fisik ruang
kelas, termasuk penataan tempat
duduk, memiliki kontribusi nyata
terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
dipahami perbandingan teknik
penempatan tata letak tempat duduk
secara signifikan mempengaruhi hasil
belajar siswa terutama dalam
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
SD Negeri 52 Pangkalpinang.
Penerapan uji Paired Sample t-Test
pada data hasil tes belajar di kelas V
Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang, mata pelajaran
Bahasa Indonesia, menyoroti dampak
formasi tempat duduk berbentuk U
yang lebih unggul daripada formasi
konvensional. Secara spesifik,
perhitungan thitung 4.900 melampaui
batas ttabel 2.052, didukung oleh
tingkat signifikansi 0,000 yang berada
di bawah 0,05, sehingga
menyimpulkan adanya perbedaan
yang statistically signifikan. Di sisi lain,
pemeriksaan angket yang
membandingkan kedua formasi
menghasilkan thitung 0,904 di bawah
ttabel 2.052 dengan signifikansi dua
arah 0,374 yang lebih tinggi dari 0,05,
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.