LIFE CYCLE INVENTORY UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH YANG BERKELANJUTAN DI KOTA PEKANBARU
Abstrak
Sejumlah besar penduduk menyebabkan tumpukan sampah padat kota yang besar, sekitar 4.579.356 m3 / hari. Sekitar 84,99 persen sampah kota pada tahun 2016 masuk ke TPA Muara Fajar. Hal ini disebabkan oleh akhir paradigma pipa di masyarakat (dari sumber ke TPA) dan tingkat partisipasi masyarakat yang relatif rendah. Selain itu, limbah yang mengandung masih tercampur untuk setiap jenis limbah (limbah daur ulang dan tidak dapat didaur ulang), pengangkutan sampah masih menggunakan metode konvensional, dan TPA Muara Fajar 1 beroperasi dengan sistem open dumping. Jadi limbah padat masih menimbulkan banyak dampak negatif. Sebenarnya, limbah padat kota memiliki manfaat dan nilai potensial sebagai bahan sekunder dan energi terbarukan untuk mendukung pengelolaan limbah padat berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.Pengelolaan limbah padat yang berkelanjutan dapat dicapai dengan mengoptimalkan persediaan siklus hidup dalam pengelolaan limbah padat terpadu. Hal itu bisa dilakukan melalui unit pengolahan limbah dan peran masyarakat. Dengan pemanfaatan ini, sampah yang dihasilkan dari rumah tangga atau area komersial tidak langsung ditimbun, namun digunakan terlebih dahulu melalui Bank Sampah, Unit Kompos, TPST - 3R, dan RDF (Refuse Derived Fuel). Dengan cara ini, limbah padat yang menuju ke TPA Muara Fajar berkurang menjadi sekitar 8,9 persen per tahun. Hal ini dapat meningkatkan umur operasi TPA yang memiliki luas 5 Ha, dari 1,5 tahun sampai 6 tahun.
Unduhan
