Submissions

Login or Register to make a submission.

Submission Preparation Checklist

As part of the submission process, authors are required to check off their submission's compliance with all of the following items, and submissions may be returned to authors that do not adhere to these guidelines.
  • Jika tersedia, URL untuk referensi telah disediakan.
  • The text is single-spaced; uses a 12-point font; employs italics, rather than underlining (except with URL addresses); and all illustrations, figures, and tables are placed within the text at the appropriate points, rather than at the end.
  • teks mematuhi persyaratan gaya dan bibliografi diuraikan dalam Pedoman Penulis.
  • Jurnal belum dipublikasikan di jurnal manapun.
  • format file atau dokumen harus dalam bentuk ekstensi. doc/ docx.

Author Guidelines

Mengenai teknik penulisan dan gaya selingkung ditujukan untuk memberikan rambu-rambu umum terkait penulisan dengan menggunakan kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar. Hal-hal yang disampaikan pada bagian di bawah ini merujuk pada Permendiknas No. 46 Tahun 2009  tentang  Pedoman  Umum  Ejaan  Bahasa  Indonesia  yang disempurnakan. Berhubung tidak semua hal dirujuk dan dipaparkan pada bab ini, untuk teknik penulisan yang lebih detil mahasiswa diharapkan dapat membaca dokumen tersebut secara langsung. Dalam penulisan pedoman ini, dan tentunya penulisan karya ilmiah oleh mahasiswa, beberapa teknik penulisan tentunya dapat mengalami penyesuaian karena selain mendorong penggunaan Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Civic Edu juga mengadaptasi gaya selingkung APA (contoh template artikel terlampir).

Penulisan Huruf

Penulisan huruf yang dibahas dalam pedoman ini terutama berkaitan dengan penggunaan (1) huruf kapital, (2) huruf miring, dan (3) huruf tebal.

Huruf kapital

Huruf kapital digunakan dalam beberapa kondisi penulisan sebagai berikut:

huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini dilakukan selama lima bulan);

huruf   pertama   petikan   langsung   (misalnya:   Ayah bertanya, “Mengapa kamu terlihat sedih?”);

huruf  pertama  dalam  kata  dan  ungkapan  yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan (misalnya: Islam, Kristen, Quran, Alkitab, dll.);

huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (Misalnya: Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang (misalnya: Dia baru saja menunaikan ibadah haji);

huruf  pertama  unsur  nama  jabatan  yang  diikuti  nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu (misalnya: Gubernur Jawa Barat, Jenderal Sudirman);

huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya (misalnya: (1) Rapat itu dipimpin oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, (2) Rapat itu dipimpin oleh Menteri);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu (misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat kabinet kemarin sore);

huruf   pertama   unsur-unsur   nama   orang   (misalnya: Chairil Anwar, Imam Bonjol);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal) (misalnya: Robin van Persie);

huruf  kapital  tidak  dipakai  untuk  menuliskan  huruf pertama  kata  bin  atau  binti  (misalnya:  Abdullah  bin Abdul Musthafa, Fatimah binti Muhammad Husen);

huruf  pertama  singkatan  nama  orang  yang  digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: joule per Kelvin, Newton);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: 15 watt, mesin diesel);

huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (misalnya: suku Batak, bahasa Sunda, bangsa Afrika);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar  kata  turunan  (misalnya:  pengindonesiaan  kata asing, keinggris-inggrisan);

huruf  pertama  nama  tahun,  bulan,  hari,  dan  hari  raya (misalnya: bulan Mei, hari Idul Fitri);

huruf   pertama   unsur-unsur   nama   peristiwa   sejarah (misalnya: Perang Teluk, Konferensi Meja Bundar);

huruf   kapital   tidak   dipakai   sebagai   huruf   pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama (misalnya: Para pahlawan berjuang demi  kemerdekaan Indonesia);

huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi (misalnya: Jawa Barat, Bandung);

huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi (misalnya: Sungai Citarum, Gunung Galunggung);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi  yang  tidak  diikuti  oleh  nama  diri  geografi (misalnya: Adik suka berenang di sungai);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis (misalnya: kunci inggris, pisang ambon);

huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi,   lembaga   ketatanegaraan,   badan,   dan   nama dokumen  resmi,  kecuali  kata  tugas,  seperti  dan,  oleh, atau, dan untuk (misalnya: Republik Indonesia, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi (misalnya: kerja sama antara pemerintah dan rakyat);

huruf  pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat     pada     nama     lembaga     resmi,     lembaga ketatanegaraan,   badan,   dokumen   resmi,   dan   judul karangan (misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dasar-Dasar Ilmu Hukum);

huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang  sempurna)  di  dalam  judul  buku,  majalah,  surat kabar,  dan  makalah,  kecuali kata  tugas  seperti  di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal  (misalnya:  Dia  suka  membaca  buku  Dari  Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma);

huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri (misalnya: Dr. untuk doktor, S.E. untuk sarjana ekonomi);

huruf  pertama  kata  penunjuk  hubungan  kekerabatan, seperti  bapak,  ibu,  saudara,  kakak,  adik,  dan  paman, yang   digunakan   dalam   penyapaan   atau   pengacuan (misalnya:  (1)  Surat  Saudara  sudah  saya  terima,  (2) “Kapan Bapak berangkat?” tanya Andi);

huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan (misalnya: Kami akan berkunjung ke rumah paman dan bibi di Jakarta);

huruf   pertama   kata   Anda   yang   digunakan   dalam penyapaan (misalnya: Berapa lama Anda tinggal di Bandung?).

 

Huruf miring

Penggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:

untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan (misalnya: Gosip itu bermula dari berita di surat kabar Pos Kota);

untuk  menegaskan  atau  mengkhususkan  huruf,  bagian kata,  kata,  atau  kelompok  kata  (misalnya:  (1)  Huruf pertama  kata    abad    adalah  a,  (2)  Susunlah  sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium);

untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (misalkan: nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana);

untuk  ungkapan  asing  yang  telah  diserap  ke  dalam bahasa Indonesia dan penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya: Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus).

 

Huruf tebal

Penggunaan  huruf  tebal  dilakukan  pada  kondisi  penulisan  di bawah ini:

untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;

tidak  dipakai  dalam  cetakan  untuk  menegaskan  atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring;

huruf   tebal   dalam   cetakan   kamus   dipakai   untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

 

Penulisan Angka dan Bilangan

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait penulisan angka dan bilangan. Bilangan dalam penulisan dapat dinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini angka berperan sebagai lambang bilangan atau nomor dengan jenis lazim yang digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi. Lihat contoh di berikut ini:

Angka Arab

:

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Angka Romawi           

:

I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000), V (5000).

 

Beberapa ketentuan terkait penulisan angka dan bilangan adalah sebagai berikut:

bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan  (misalnya:  (1)  Saya  menonton  film  tersebut sampai lima kali, (2) Dari 50 peserta lomba 12 orang anak- anak, 28 orang remaja, dan 10 orang dewasa);

bilangan  pada  awal  kalimat  ditulis  dengan  huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat (misalnya: Tiga puluh siswa kelas 9 lulus Ujian Akhir Nasional);

angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian    supaya    lebih    mudah    dibaca    (misalnya: Perusahan intu merugi sebesar 250 milyar rupiah);

angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d)  jumlah  (misalnya:  10  liter,  Rp  10.000,00,  tahun 1981);

angka  digunakan  untuk  melambangkan  nomor  jalan, rumah, apartemen, atau kamar (misalnya: Jalan Mahmud V No.15);

angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci (misalnya: Bab IX, Pasal 3, halaman 150);

penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angka Romawi kapital atau huruf dan angka Arab (misal: abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh);

penulisan    bilangan    yang    mendapat    akhiran    -an dipisahkan oleh tanda hubung (misalnya: tahun 1980-an, pecahan 5.000-an)

bilangan  tidak  perlu  ditulis  dengan  angka  dan  huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi);

 

Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan tanda titik

Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya: Ibuku seorang guru.);

tanda  titik  tidak  digunakan  pada  akhir  kalimat  yang unsur akhirnya sudah bertanda titik (misalnya: Penulis itu bernama Ibnu Jamil, M.A.);

di   belakang  angka   atau  huruf   dalam  suatu   bagan, ikhtisar, atau daftar;

untuk  memisahkan  angka  jam,  menit,  dan  detik  yang menunjukkan waktu (misalnya: pukul 8.00 pagi);

tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu (misalnya: 1.25.45 jam untuk  menunjukkan  1  jam,  25  menit,  45 detik);

untuk  memisahkan  bilangan  ribuan  atau  kelipatannya yang menunjukkan jumlah (misalnya: Warga miskin di provinsi ini berjumlah 5.300 orang.).

 

Penggunaan tanda koma

Tanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan (misalnya: Dia ditugaskan membeli buku, pensil, tinta, dan penggaris.);

untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara  berikutnya  yang  didahului  dengan  kata  seperti tetapi,  melainkan,  sedangkan,  dan  kecuali  (misalnya: Aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dulu.);

untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak  kalimat  itu  mendahului  induk  kalimatnya (misalkan: Karena lelah, saya tidak jadi pergi ke rumah dia.);

di   belakang  kata   atau  ungkapan  penghubung antarkalimat  yang  terdapat  pada  awal  kalimat,  seperti oleh  karena  itu,  jadi,  dengan  demikian,  sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu;

untuk   memisahkan   kata   seru,   seperti   o,   ya,   wah, aduh,dan kasihan,atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat;

untuk  memisahkan  petikan  langsung  dari  bagian  lain dalam kalimat (misalnya: Kata Adik, “Aku mau pergi ke Bandung”.);

tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru (misalnya: “Di mana Kamu sekolah?” tanya Pak Agus.);

di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)  tempat  dan  tanggal,  serta  (d)  nama  tempat  dan wilayah  atau  negeri  yang  ditulis  berurutan  (misalnya: Sdr. Egan, Jl. Mahmud V, Bandung);

di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya   untuk   membedakannya   dari   singkatan nama   diri,   keluarga,   atau   marga   (misalnya:   Mira Rahmani, S.Pd.);

di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka (misalnya: 10,5 m, Rp 5000,50);

untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi  (misalnya:  Dosen  kami,  Pak  Iwa,  tegas sekali.).

 

Penggunaan tanda titik koma

Tanda  titik  koma  digunakan  dalam  kondisi  penulisan  sebagai berikut:

sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat  yang setara  di dalam kalimat  majemuk setara (misalnya: Andi    membersihkan    kamarnya;    Putri merapikan buku di ruang baca);

untuk  mengakhiri  pernyataan  perincian  dalam  kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata (Dalam hubungan itu,  sebelum  perincian  terakhir  tidak  perlu  digunakan kata dan);

untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata   hubung   (misalnya:   Rapat   ini   akan   membahas pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja).

 

Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan

Sesuai  dengan  yang  disampaikan  pada  bagian  pendahuluan, sistem penulisan dalam penulisan karya ilmiah yang direkomendasikan di lingkungan UPI adalah sistem American Psychological Association (APA).

Contoh-contoh  penulisan kutipan  di  bawah  ini  akan  mengacu pada buku Publication Manual of the American Psychological Association,   yang   telah   disesuaikan   penggunaannya   dalam bahasa Indonesia.

 

 

 

 

 

Penulisan kutipan langsung

Kutipan ditulis dengan menggunakan "dua tanda petik" jika kutipan ini merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari 40 kata. Jika kutipan itu diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan 'satu tanda petik'.

Contoh:

Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya, diperlukan pemahaman konseling multibudaya yang memperhatikan keragaman karakteristik budaya sebagai “…a sensitivity  of  the  possible ways  in  which  different  cultures function and interact…” (McLeod, 2004, hlm. 245).

Dalam hal ini apabila kutipan diambil dari bahasa selain bahasa yang ditulis maka penulisannya dicetak miring. Dalam kutipan yang berjumlah 40 kata atau lebih maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik menjorok sama dengan kalimat pertama pada awal paragraf. Baris kedua dari kutipan itu ditulis menjorok sama dengan baris pertama.

Contoh:

Tannen   (2007)   menyatakan   bahwa   discourse   analysis memerlukan kemampuan untuk menggabungkan berbagai pemahaman  teori  ke  dalam  satu  kajian.  Dia  mengatakan bahwa

Discourse analysis is uniquely heterogeneous among the many  subdisciplines  of  linguistics.  In  comparison  to other  subdisciplines  of  the  field, it may  seem  almost dismayingly diverse. Thus, the term “variation  theory” refers  to  a  particular   combination   of   theory   and method employed in studying a particular kind of data. (hlm. 33)

 

Terkait  pengutipan  langsung  ini,  proporsi  kutipan  langsung dalam satu halaman maksimal ¼ halaman. Apabila dalam pengutipan langsung ada bagian dari yang dikutip yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik (lihat contoh kutipan kurang dari 3 baris).

 

 

 

Penulisan sumber kutipan

Jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung, maka cara penulisannya   adalah   nama   penulis   diikuti   dengan   tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip. Tahun dan halaman diletakkan di dalam kurung.

Contoh:

Gaffar (2012, hlm. 34) mengemukakan bahwa“esensi dari the policies of national education adalah keputusan bahwa pendidikan merupakan prioritas nasional dalam membangun bangsa menuju masyarakat Indonesia baru.”

Jika sumber kutipan ditulis setelah apa yang dikutip, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.

Contoh :

“Ekspektasi standar dan target ukuran kuantitatif yang lepas konteks bisa mendorong terjadinya simplifikasi proses pendidikan dan pengembangan perilaku instan” (Kartadinata,2010, hlm. 51).

 

Sumber kutipan merujuk sumber lain

Jika  sumber  kutipan  merujuk  sumber  lain  atas  bagian  yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.

Contoh:

Kutipan atas pendapat   Hawes dari buku yang ditulis Muchlas Samani dan Hariyanto:

Hawes (dalam Samani & Hariyanto, 2011, hlm. 6) mengemukakan bahwa "...when character is gone, all gone, and one of the richest jewels of life is lost forever”.

 

 

Kutipan dari penulis berjumlah dua orang dan lebih

Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan,  misalnya:  Sharp dan Green (1996, hlm. 1). Apabila penulisnya lebih dari dua orang, untuk penulisan  yang  pertama,  nama  keluarga  dari  semua  penulis ditulis lengkap. Namun untuk penyebutan kedua dan seterusnya nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh dkk. Misalnya, McClelland dkk. (1960, hlm. 35). Perhatikan penggunaan titik setelah dkk.

 

Kutipan dari penulis berbeda dan sumber berbeda

Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.

Contoh:

Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca dan menulis merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Moore & Parker, 1995; Chaffee, dkk. 2002;  Emilia, 2005).

 

Kutipan dari penulis sama dengan karya yang berbeda

Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang  sama  pada  tahun  yang  sama,  maka  cara  penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.

Contoh: (Suharyanto, 1998a, 1998b, 1998c).

 

 

 

 

 

Kutipan dari penulis sama dengan sumber berbeda

Jika kutipan berasal dari penutur teori yang sama, yang membuat pernyataan  yang  sama,  tetapi  terdapat  dalam  sumber  yang berbeda, maka cara penulisannya seperti berikut.

Contoh:

Menurut Halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap penggunaan bahasa, yaitu   (1) konteks situasi, yang  terdiri  atas  field,  mode  atau  channel  of communication (misalnya bahasa lisan atau tulisan), dan tenor (siapa penulis/ pembicara kepada siapa); dan (2) konteks  budaya  yang  direalisasikan  dalam  jenis  teks (1985a, b, c).

 

Kutipan dari tulisan tanpa nama penulis

Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah sebagai berikut.

Contoh: (Tanpa nama, 2013, hlm. 18).

 

Kutipan pokok pikiran

Jika   yang   diutarakan   adalah   pokok-pokok   pikiran   seorang penulis, maka tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.

Contoh:

Halliday  (1985b)  mengungkapkan  bahwa  setiap  bahasa mempunyai   tiga   metafungsi,   yaitu   fungsi   ideasional, interpersonal, dan fungsi tekstual.

Sebagai catatan, perlu diingat bahwa model kutipan tidak mengenal  adanya  catatan kaki  untuk sumber  dengan  berbagai istilah seperti ibid., op.cit., loc.cit. vide, dan seterusnya. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada pada teks tetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena akan mengganggu alur uraian.  Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar rujukan.

 

Penulisan Daftar Rujukan atau Referensi

Istilah daftar rujukan atau referensi digunakan dalam pedoman ini  sesungguhnya  untuk  menekankan  bahwa  sumber-sumber yang dikutip pada bagian tubuh (isi) teks dipastikan ditulis pada daftar rujukan atau referensi, begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendorong dan meminimalisir potensi praktik plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah.

Beberapa   catatan   umum      yang   perlu   diperhatikan   dalam penulisan  daftar  rujukan  dengan  menggunakan  sistem  APA antara lain sebagai berikut:

  • Memasukkan nama  keluarga  semua  penulis  dan inisialnya  sampai  dengan  tujuh    Apabila  lebih dari tujuh, maka yang ditulis adalah sampai penulis yang keenam   kemudian   diberi   tanda   titik   tiga   kali   lalu dituliskan   nama   penulis   terakhirnya   sebelum   tahun penulisan.
  • Jika ada  nama  keluarga  dengan  inisial  penulis  yang mirip,  maka  nama  lengkap  inisialnya  ditulis  dalam kurung sebelum tahun penulisan.
  • Untuk penulis berupa kelompok atau institusi, nama institusinya ditulis dengan jelas.
  • Untuk rujukan  pada  buku  yang  disunting,  masukkan nama penyunting di posisi penulis, dan berikan tulisan (Penyunting).
  • Keterangan tahun penerbitan ditulis di dalam kurung dengan didahului dan diakhiri tanda titik. Untuk jenis rujukan berupa majalah, newsletter, tuliskan tahun jelas dan tanggal lengkap publikasinya, yang dipisahkan oleh koma dan diikuti nomor dalam tanda kurung.
  • Apabila tidak ada keterangan waktu penulisan, tuliskan t.t. di dalam kurung.
  • Terkait judul buku, artikel atau bab, huruf kapital hanya dipergunakan untuk   kata   pertama   pada   judul   dan subjudul bila ada, dan kata yang masuk kategori proper noun.
  • Untuk judul jurnal, newsletter, dan majalah, judul ditulis dengan kombinasi   huruf   kapital   dan   huruf   Sementara nama sumbernya dicetak miring.
  • Identitas kota  penerbitan  ditulis  dengan  jelas  diikuti dengan nama penerbitnya.

 

Beberapa contoh teknis penulisan daftar rujukan atau referensi dengan sistem APA dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

 

Buku

Penulisan daftar rujukan yang berupa buku dalam sistem APA mengikuti urutan seperti berikut, yakni:

  • nama belakang penulis;
  • nama depan (inisialnya saja);
  • tahun penerbitan  (dalam  kurung,  diawali  dan  diakhiri titik);
  • judul buku  dicetak  miring  (huruf  pertama  dari  kata pertama,  nama  tempat,  atau  nama  orang  dari  judul sumber  ditulis  dengan  huruf  kapital),  diakhiri  dengan titik;
  • edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan

 

Contoh-contoh  spesifik  penulisan  daftar  rujukan  buku  dengan beberapa variasi dapat dilihat pada bagian di bawah ini:

  • Buku ditulis oleh satu orang:

Poole, M.E. (1976). Social class and language utilization at the tertiary level. Brisbane: University of Queensland.

  • Buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang:

Burden, P.R. & Byrd, D.M. (2010). Methods for effective teaching. Boston: Pearson.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2011). Models of teaching. Boston: Pearson.

  • Buku ditulis oleh lebih dari tiga orang:

Emerson,   L.   dkk.   (2007).   Writing   guidelines   for education students. Melbourne: Thomson.

  • Sumber yang ditulis oleh satu orang dalam buku yang berbeda:

Halliday, M. A. K. (1985a).   Spoken and written language. Geelong: Deakin University Press.

Halliday, M. A. K, (1985b).    An introduction to functional grammar. London: Edward  Arnold.

Halliday, M. A. K. (1985c). Part A. Language, context, and text: Aspects of language in a social semiotic perspective. Melbourne: Deakin University Press.

  • Penulis sebagai penyunting:

Philip, H.W.S. & Simpson, G.L. (Penyunting). (1976). Australia in the world of education today and tomorrow. Canberra: Australian National Commission.

  • Sumber merupakan bab dari buku:

Coffin, C. (1997). Constructing and giving value to the past: An investigation into secondary school history. Dalam F. Christie & J.R. Martin (Penyunting), Genre and institutions: social processes in the workplace and school (hlm. 196 -231). New York: Continuum.

 

Artikel jurnal

Penulisan artikel jurnal dalam daftar rujukan mengikuti urutan sebagai berikut:

  • nama belakang penulis;
  • nama depan penulis (inisialnya saja);
  • tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik)
  • judul artikel  (ditulis  tidak  dicetak  miring  dan  huruf pertama dari kata pertama, atau nama tempat, atau nama orang dalam judul ditulis dengan huruf kapital);
  • judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata  dalam  nama  jurnal  ditulis  dengan  huruf kapital kecuali kata tugas) diikuti dengan koma;
  • nomor volume dengan angka Arab;
  • nomor penerbitan ditulis dengan angka Arab di antara tanda kurung;
  • nomor halaman  mulai  dari  nomor  halaman  pertama sampai dengan nomor terakhir.

 

Contoh:

 Setiawati, L. (2012). A descriptive study on the teacher talk at an EYL classroom. Conaplin   Journal: Indonesian Journal of Applied Linguistics,   1 (2), hlm. 176─178.

 

Selain buku dan artikel jurnal

Beberapa contoh penulisan daftar rujukan dengan sumber tulisan selain buku dan artikel jurnal disampaikan di bawah ini:

  • Skripsi, tesis, atau disertasi:

Rakhman,   A.   (2008).   Teacher   and   students'   code switching in English as a foreign language (EFL) classroom. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

  • Publikasi departemen atau lembaga pemerintah:

 Departemen    Pendidikan    dan    Kebudayaan.    (1998). Petunjuk pelaksanaan beasiswa dan dana bantuan operasional. Jakarta: Depdikbud.

  • Dokumen atau laporan:

Panitia Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983).Laporan penilaian proyek pengembangan pendidikan guru. Jakarta: Depdikbud.

  • Makalah dalam prosiding konferensi atau seminar:

Sudaryat, Y. (2013). Menguak nilai filsafat pendidikan Sunda dalam ungkapan tradisional sebagai upaya pemertahanan bahasa daerah. Dalam M. Fasya & M. Zifana (Penyunting), Prosiding Seminar Tahunan Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia (hlm. 432-435). Bandung: UPI Press.

  • Artikel Surat kabar:

Sujatmiko,        I.  G.  (2013,  23  Agustus).  Reformasi, kekuasaan, dan korupsi. Kompas, hlm. 6.

  • Sumber dari internet
  1. Karya Perorangan

Thomson,   A.   (1998).   The   adult   and   the curriculum.     [Online].     Diakses     dari http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES- Yearbook/1998/thompson.htm.

  1. Pesan dalam  forum  online  atau  grup  diskusi online:

Pradipa, E. A. (2010, 8 Juni). Memaknai hasil gambar anak usia dini [Forum online]. Diakses dari http://www.paud.int/gambar/komentar/ Weblog/806.

  1. Posel dalam mailing list:

Riesky  (2013,  25  Mei).  Penelitian  kualitatif dalam  pengajaran  bahasa  [Posel  mailing  list]. Diakses dari http://bsing.groups.yahoo.com/group/ResearchMethods/message/581

 

Ada   beberapa   catatan   penting   yang   harus   dicermati   dari penulisan daftar rujukan atau referensi di atas:

  • Contoh-contoh di atas merupakan pola rujukan dari beberapa jenis dokumen yang sering dipergunakan dalam karya ilmiah. Tidak semua dicontohkan pada pedoman ini. Untuk jenis-jenis sumber rujukan khusus lainnya, silakan mengacu pada buku Publication manual of the American  Psychological  Association  (2010)  edisi keenam.
  • Beberapa contoh di atas tidak merupakan sumber yang benar-benar nyata dan dapat diakses. Penulisan sumber- sumber tersebut   hanya   untuk   keperluan   pemberian contoh semata.
  • Bagi penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, silakan ikuti sistem APA sesuai aslinya dalam bahasa Inggris.

Privacy Statement

The names and email addresses entered in this journal site will be used exclusively for the stated purposes of this journal and will not be made available for any other purpose or to any other party.