ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA BAAMBOOZLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPAS MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN SERANG 3

Authors

  • Umaya Dina Shakina Harrin Universitas Bina Bangsa Kota Serang
  • Beni Junedi Universitas Bina Bangsa Kota Serang
  • Ratna Dewi Universitas Bina Bangsa Kota Serang

DOI:

https://doi.org/10.23969/jp.v10i03.33326

Abstract

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPAS, khususnya pada materi kenampakan alam, masih menjadi permasalahan yang perlu perhatian. Pendekatan pembelajaran yang konvensional menyebabkan keterlibatan siswa kurang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan media Baamboozle dalam pembelajaran IPAS dan menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Serang 3 berdasarkan empat indikator, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa tes, wawancara, dan dokumentasi. Subjek terdiri dari enam siswa yang dipilih secara purposive sampling berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis, dengan dua siswa dari tiap kategori (tinggi, sedang, rendah). Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing siswa menunjukkan variasi dalam kemampuan berpikir kritisnya. Siswa kategori tinggi lebih mampu menjawab secara reflektif dan mendalam, sedangkan siswa kategori sedang dan rendah cenderung terbatas dalam mengevaluasi dan menyimpulkan informasi. Media Baamboozle memberikan ruang interaksi, namun tidak menjadi satu-satunya penentu kemampuan kritis siswa.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kedua, efektivitas media

Baamboozle terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa terlihat secara

signifikan dari data hasil observasi,

wawancara, dan evaluasi hasil

belajar. Melalui kuis interaktif yang

disusun berdasarkan indikator berpikir

kritis(Facione 2025), siswa tidak

hanya ditantang untuk memahami

konten, tetapi juga untuk mengolah,

menilai, dan menyimpulkan informasi.

Sebagai contoh, dalam menjawab

pertanyaan evaluatif seperti “Apakah

tinggal di daerah pegunungan

menguntungkan?”, siswa

menunjukkan argumentasi

berdasarkan pengalaman dan logika.

Begitu pula dengan pertanyaan

inferensial seperti “Apa solusi agar

tanah tidak longsor?”, siswa dapat

menyampaikan solusi yang

didasarkan pada analisis data visual

yang ditampilkan sebelumnya. Ini

menunjukkan bahwa media

Baamboozle tidak hanya efektif untuk

meningkatkan daya serap siswa

terhadap materi, tetapi juga mampu

memicu keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS). Efektivitas ini diperkuat

oleh metode pembelajaran kolaboratif

yang memungkinkan siswa saling

berdiskusi, menyampaikan pendapat,

dan membangun pengetahuan.

320

Ketiga, pengaruh media

Baamboozle terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa sangat positif dan

luas. Pembelajaran berbasis media ini

mampu menggeser pola

pembelajaran konvensional yang

cenderung pasif menjadi aktif dan

partisipatif. Siswa yang biasanya

enggan bertanya atau berdiskusi

mulai menunjukkan inisiatif untuk

berpendapat, membandingkan

jawaban, dan menyanggah pendapat

teman dengan cara yang konstruktif.

Kemampuan berpikir kritis

berkembang seiring dengan

peningkatan kepercayaan diri dan

kemampuan bekerja sama dalam

kelompok. Media ini memberi ruang

yang setara bagi semua siswa untuk

berpartisipasi, dan menjadikan

aktivitas belajar sebagai pengalaman

yang dinamis. Jika dibandingkan

dengan penelitian terdahulu

seperti(Anggraeni, Rustini, and

Wahyuningsih 2022), yang lebih

menekankan pada aspek motivasi

belajar, penelitian ini memberikan

pembaruan dengan fokus pada aspek

kognitif, khususnya berpikir kritis

sehingga memberikan kontribusi baru

dalam studi penggunaan media

interaktif di jenjang sekolah dasar.

Secara teoritis, penelitian ini

memperluas pemahaman tentang

Downloads

Published

2025-09-26